Kamis, 17 Maret 2016

Bebek petelur Alabio

Ya, sekarang kita akan membahas tentang bebek Alabio mari kita baca dibawah ini.
Itik alaboio merupakan salah satu plasma nutfah unggas lokal yang mempunyai keunggulan sebagai penghasil telur. Itik ini telah lama dipelihara dan berkembang di Kalimantan Selatan, terutama di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Tengah (HST), dan Hulu Sugani Utara (HSU).
Berdasarkan catatan sejarah, dahulu itik Alabio disebut itik Benar. Baru pada tahun 1959 dikenal dengan nama itik alabio, itu pun setelah seorang iluan Indonesia melakukan penelitian itik di daerah tersebut yang kemudian menamainya dengan itik alabio. Kini, alabio yang melegenda dapat disaksikan langsungan melalui itiknya yang masyhur di tengah nusantara.
Ciri-ciri itik Alabio, antara lain:
  • Warna bulu coklat dengan bintik-bintik putih di seluruh badan dengan garis putih di sekitar mata. Pada jenis jantan, warna bulu cenderung gelap.
  • Sayapnya terdapat beberapa helai bulu suri berwarna hijau kebiruan mengkilap.
  • Warna paruh dan kaki kuning terang.
  • Berat badan bobot badan betina umur 6 bulan 1,60 kg dan jantan 1,75 kg.
  • Produksi telur rata-rata 220-250 butir/ekor/tahun.
  • Berat telur rata-rata 59-65 g/butir Warna kerabang telur putih kehijauan.
  • Bobot badan umur 8 minggu= 981-1.152 gr/ekor.
  • Bobot DOD 45-49 gr/ekor.
Itik alabio termasuk itik lokal unggul dwi fungsi, karena selain mampu memproduksi telur yang tinggi, rata-rata 214,72 butir/tahun, juga potensial sebagai penghasil daging dibanding itik lokal lain di Indonesia, seperti itik tegal, itik karawang, itik mojosari, itik turi, itik magelang, dan itik bali.
Keunggulan itik Alabio adalah dalam umur 6 bulan itik alabio sudah mampu memproduksi telur dengan bobot rataan telur pertama 55,0 gram. Sedang bobot rataan telur selama produksi seberat 62 gram. Puncak produksi telur yang dapat dicapai itik alabio sebesar 90% pada sekitar minggu ke-12.
Secara tradisional, itik alabio dipelihara di daerah rawa yang banyak terdapat di Kalimantan Selatan dengan sistem pemeliharaan yang disebut sistem lanting. Di daerah rawa itulah itik alabio memperoleh pakan berupa keong air sebagai sumber protein dan sagu atau dedak sebagai sumber kalori.
Seiring perkembangan dunia peternakan, itik alabio sekarang sudah dikembangkan secara intensif. Tidak hanya di Hulu Sungai Utara saja, namun juga berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali.

Keunggulan Jenis Itik Petelur Mojosari Dan Alabio

Tidak ada komentar:

Posting Komentar